Putra Kepala Suku Marakud seharusnya menjadi seorang pejuang sejati, tetapi ia sama sekali tidak tahu cara berburu dan mengecewakan ayahnya. Marakuda pergi sendirian ke hutan dan menemukan burung suci Tink, yang memberinya karunia untuk memahami bahasa hewan dan burung. Marakuda dan Tink kembali ke rumah dengan penuh kehormatan. Bocah itu tidak tahu bahwa menurut tradisi, burung suci itu harus dikorbankan untuk kemakmuran suku.







